1.Hari paling utama kaum muslimin
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit
padanya adalah hari Jum’at, pada hari ini Adam diciptakan, pada hari ini (Adam ‘alaihissalam)
dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga.
Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.” (HR. Muslim)
Dalam
riwayat lain, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seutama-utama hari kalian
adalah hari Jum’at, pada hari ini Adam ‘alaihissalam diciptakan, pada hari ini
pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada
hari ini pula hari kebangkitan” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Majah).
2. Hari raya kaum muslimin
Dari
Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu‘anhuma
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum
kita dari hari Jum’at, maka umat Yahudi memperoleh hari Sabtu, umat Nasrani
memperoleh hari Ahad.
Lalu Allah mendatangkan kita dan memberi
kita hidayah untuk memperoleh hari Jum’at. Maka Allah menjadikan hari Jum’at,
Sabtu dan Ahad, dan mereka (umat sebelum kita) berada di belakang kita pada
hari kiamat.
Kita datang paling akhir di dunia,
tetapi paling awal datang di hari kiamat yang telah ditetapkan untuk mereka
sebelum diciptakan seluruh makhluk.” (HR. Muslim)
Dalam
hadits lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
“Wahai kaum
muslimin, sesungguhnya saat ini (hari Jum’at) adalah hari yang dijadikan oleh
Allah sebagai hari raya untuk kalian. Maka mandilah dan hendaklah kalian
bersiwak.” (HR. Thabrani)
3. Terdapat sholat Jumat
Selain merupakan perintah
Allah subhanahu wata’ala yang
diwajibkan kepada kaum beriman, sholat Jumat juga menjadi pembersih dosa antara
Jumat tersebut dengan Jumat berikutnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shalllallahu ‘alaihi wasallam,
bersabda:
“Barangsiapa mandi kemudian mendatangi Jumat-an,
lalu shalat (sunnah) yang ditakdirkan (dimudahkan) Allah Subhanahu wata’ala baginya, serta diam
sampai (imam) selesai dari khutbahnya dan shalat bersamanya, diampuni
baginya antara Jumat itu hingga Jumat berikutnya, ditambah tiga hari.” (HR.
Muslim)
Sunnah-sunnah Rasul di hari Jumat
Mengingat keutamaan-keutamaan yang besar pada hari Jumat seperti
disebutkan di atas, maka kaum muslimin dianjurkan untuk mengisinya dengan
amalan-amalan yang sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul sebagai bentuk kecintaan
kita kepada Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam dan sebagai tabungan pahala untuk di akhirat kelak. Berikut
adalah Sunnah-sunnah Rasul shalllallahu ‘alaihi wasallam pada hari Jumat:
Pertama:
Sholat Shubuh berjamaah
Shalat paling utama disisi Allah adalah shalat
shubuh di hari Jumat dengan berjamaah.
Rasulullah shalllallahu
‘alaihi wasallam
bersabda:
“Sesungguhnya seafdhal-afdhal shalat disisi
Allah, adalah shalat shubuh di hari Jumat dengan berjamaah.” (HR. Abu
Nu’aym)
Kedua: Membaca Surat As Sajdah dan Surat Al Insan pada sholat Shubuh
Hal ini
berlandaskan pada hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam membaca pada shalat subuh di hari Jumat “Alam tanzil …” (Surat As-Sajdah)
pada rakaat pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani …” (Surat Al-Insan) pada rakaat
kedua.” (HR. Muslim)
Disebutkan bahwa hikmah disyariatkannya membaca dua surat ini karena
keduanya mengandung isyarat tentang penciptaan Adam yang terjadi pada hari
Jumat dan adanya isyarat tentang kondisi hari kiamat.
Ketiga:
Memperbanyak shalawat Nabi
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari
Jum’at, kerena sesungguhnya shalawat kalian sampai kepadaku.”
Mereka (sahabat)
bertanya, “Bagaimana bisa disampaikan
(kepadamu sedang jasadmu telah hancur)?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah mengharamkan tanah untuk
memakan jasad para nabi.” (HR. Abu Ishaq Al-Harbi)
Shalawat-shalawat
yang syar’i yaitu sebagai berikut:
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil
ummiyyi.
Artinya: “Ya
Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi”
atau
اللَّهُمَّ
صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali
Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”
Artinya: “Ya
Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi
shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia”
atau
اللّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ
“Allåhumma shålli ‘alaa muhammad wa ‘alaa ali
Muhammad”,
كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“kamaa shålayta ‘alaa ibråhiim wa ‘alaa ali ibråhiim
innaka hamidum majiid”,
اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
“Allåhumma baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa ali Muhammad”,
كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“kamaa baaråkta ‘alaa ibrohiim wa ‘alaa ali ibråhiim
innaka hamidum majiid.”
artinya:
“Ya, Allah
curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
“Ya Allah,
curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(HR. Bukhari dan
Muslim)
Keempat:
Membaca Surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’id Al
Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Barangsiapa
membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat, maka ia akan mendapat cahaya antara
dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah).” (HR. Ad Darimi).
Dalam lafazh lain
diriwayatkan,
“Barangsiapa
membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka ia akan disinari oleh cahaya di
antara dua Jumat”. (HR. Baihaqi).
Dari kedua hadits
di atas menunjukkan dianjurkannya membaca surat Al Kahfi, bisa dilakukan pada
malam Jum’at atau siang hari di hari Jum’at.
Kelima:
Memperbanyak doa
Hari Jumat
merupakan salah satu waktu mustajab untuk diijabahnya doa-doa yang dipanjatkan.
Sebagaimana hadits yang disirat pada mukaddimah bulletin ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan
bahwa Allah ta’ala akan mengabulkan
doa-doa hambanya pada hari Jumat.
Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan waktu mustajab
di hari Jumat itu adalah ketika mulai duduknya imam sampai Pelaksanaan sholat
Jumat sesuai dengan hadits riwayat Muslim:
“Dari Abu Burdah
bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya,
“Apakah engkau
telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan
waktu ijaabah pada hari Jumat?”
Lalu Abu Burdah
mengatakan,
“Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Yaitu
waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.”
Sedangkan Ibnu
Qoyyim rahimahullah merujuk kepada hadits riwayat Abu Dawud:
“Dari Jabir bin
Abdillah radhiyallahu’anhu, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon
sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah.
Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh
setelah ‘ashar.”
Demikian uraian tentang keutamaan hari Jumat dan amalan sunnah-sunnah
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada hari Jumat yang dapat kita ikuti sesuai dengan dalil-dalil yang valid.
Semoga bermanfaat
Wallahua’lam bishshowwab.Sumber = http://janusalloin.blogspot.co.id/2015/05/sunnah-sunnah-rasulullah-di-hari-jumat.html
0 komentar:
Posting Komentar