Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 04 April 2016





 Keutamaan hari Jumat
1.Hari paling utama kaum muslimin
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, pada hari ini Adam diciptakan, pada hari ini (Adam ‘alaihissalam) dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya seutama-utama hari kalian adalah hari Jum’at, pada hari ini Adam ‘alaihissalam diciptakan, pada hari ini pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada hari ini pula hari kebangkitan” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Majah).
2. Hari raya kaum muslimin
Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari Jum’at, maka umat Yahudi memperoleh hari Sabtu, umat Nasrani memperoleh hari Ahad.
Lalu Allah mendatangkan kita dan memberi kita hidayah untuk memperoleh hari Jum’at. Maka Allah menjadikan hari Jum’at, Sabtu dan Ahad, dan mereka (umat sebelum kita) berada di belakang kita pada hari kiamat.
Kita datang paling akhir di dunia, tetapi paling awal datang di hari kiamat yang telah ditetapkan untuk mereka sebelum diciptakan seluruh makhluk.(HR. Muslim)
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Wahai kaum muslimin, sesungguhnya saat ini (hari Jum’at) adalah hari yang dijadikan oleh Allah sebagai hari raya untuk kalian. Maka mandilah dan hendaklah kalian bersiwak.” (HR. Thabrani)
3. Terdapat sholat Jumat
Selain merupakan perintah Allah subhanahu wata’ala yang diwajibkan kepada kaum beriman, sholat Jumat juga menjadi pembersih dosa antara Jumat tersebut dengan Jumat berikutnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalllallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:
Barangsiapa mandi kemudian mendatangi Jumat-an, lalu shalat (sunnah) yang ditakdirkan (dimudahkan) Allah Subhanahu wata’ala baginya, serta diam sampai (imam) selesai dari khutbahnya dan shalat bersamanya,  diampuni baginya antara Jumat itu hingga Jumat berikutnya, ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)
Sunnah-sunnah Rasul di hari Jumat
Mengingat keutamaan-keutamaan yang besar pada hari Jumat seperti disebutkan di atas, maka kaum muslimin dianjurkan untuk mengisinya dengan amalan-amalan yang sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam dan sebagai tabungan pahala untuk di akhirat kelak. Berikut adalah Sunnah-sunnah Rasul shalllallahu ‘alaihi wasallam pada hari Jumat:
Pertama: Sholat Shubuh berjamaah
Shalat paling utama disisi Allah adalah shalat shubuh di hari Jumat dengan berjamaah.
Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya seafdhal-afdhal shalat disisi Allah, adalah shalat shubuh di hari Jumat dengan berjamaah.” (HR. Abu Nu’aym)
Kedua: Membaca Surat As Sajdah dan Surat Al Insan pada sholat Shubuh
Hal ini berlandaskan pada hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca pada shalat subuh di hari Jumat “Alam tanzil …” (Surat As-Sajdah) pada rakaat pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani …” (Surat Al-Insan) pada rakaat kedua.” (HR. Muslim)
Disebutkan bahwa hikmah disyariatkannya membaca dua surat ini karena keduanya mengandung isyarat tentang penciptaan Adam yang terjadi pada hari Jumat dan adanya isyarat tentang kondisi hari kiamat.
Ketiga: Memperbanyak shalawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at, kerena sesungguhnya shalawat kalian sampai kepadaku.”
Mereka (sahabat) bertanya, “Bagaimana bisa disampaikan (kepadamu sedang jasadmu telah hancur)?
Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah mengharamkan tanah untuk memakan jasad para nabi.” (HR. Abu Ishaq Al-Harbi)
Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah shalawat yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dan bukan shalawat-shalawat yang diada-adakan seperti disebut dalam hadits-hadits dhaif (lemah), maupun maudhu (palsu).
Shalawat-shalawat yang syar’i yaitu sebagai berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi.
Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi”
atau
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid
Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
atau
 اللّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Allåhumma shålli ‘alaa muhammad wa ‘alaa ali Muhammad”,
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“kamaa shålayta ‘alaa ibråhiim wa ‘alaa ali ibråhiim innaka hamidum majiid”,
اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

“Allåhumma baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa ali Muhammad”,
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“kamaa baaråkta ‘alaa ibrohiim wa ‘alaa ali ibråhiim innaka hamidum majiid.”
artinya:
Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat: Membaca Surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah).” (HR. Ad Darimi).
Dalam lafazh lain diriwayatkan,
Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua Jumat”. (HR. Baihaqi).
Dari kedua hadits di atas menunjukkan dianjurkannya membaca surat Al Kahfi, bisa dilakukan pada malam Jum’at atau siang hari di hari Jum’at.
Kelima: Memperbanyak doa
Hari Jumat merupakan salah satu waktu mustajab untuk diijabahnya doa-doa yang dipanjatkan. Sebagaimana hadits yang disirat pada mukaddimah bulletin ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan bahwa Allah ta’ala akan mengabulkan doa-doa hambanya pada hari Jumat.
Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan waktu mustajab di hari Jumat itu adalah ketika mulai duduknya imam sampai Pelaksanaan sholat Jumat sesuai dengan hadits riwayat Muslim:
“Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya,
Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari Jumat?
 
Lalu Abu Burdah mengatakan,
Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.”
Sedangkan Ibnu Qoyyim rahimahullah merujuk kepada hadits riwayat Abu Dawud:
“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.
Demikian uraian tentang keutamaan hari Jumat dan amalan sunnah-sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat yang dapat kita ikuti sesuai dengan dalil-dalil yang valid.
Semoga bermanfaat
Wallahua’lam bishshowwab.

Sumber = http://janusalloin.blogspot.co.id/2015/05/sunnah-sunnah-rasulullah-di-hari-jumat.html

0 komentar:

Posting Komentar