REVIEW AQIDAH DAN AKHLAQ
Tugas
Mata Kuliah Aqidah Akhlak
Dosen Pengampu : Prof. Dr.
H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.
Disusun Oleh :
Rizqa
Sholehatin (20140720117)
Kelas : PAI C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
Judul
buku : Membentuk Pribadi Muslim (2)
Berdasarkan Otentikasi Hadits Rasul
Penulis : Drs. Artani Hasbi
Dra. Hj Zaitunah
Penerbit : PT. Bina Ilmu, Jl. Tunjungan 53 E,
Surabaya 60275
Dicetak
oleh : PT. Bina Ilmu Offset, Jl.
Rungkut Industri IV/18 Surabaya. Cetakan pertama, Surabaya
Buku ini adalah
suatu bukti nyata dalam usaha menambah khazanah untuk memperkaya kepustakaan
Islam di tanah air yang berfalsafah Pancasila ini. Buku yang ditulis oleh Drs.
Artani Hasbi dan Dra. Hj. Zaitunah, dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel
Surabaya (keterangan dalam kata pengantar) ini berisi tentang Akhlak harian
bagi setiap muslim maupun akhlak musiman bagi muslim berdasarkan Hadits-hadits
Rasulullah SAW.
Hadits-hadits
yang dilampirkan dalam setiap bab didalam buku ini cukup memadai untuk
dijadikan acuan/pedoman dalam pembentukan pribadi muslim. Disusun dengan
kerangka dasar hadits-hadits keimanan, pemahaman tentang rukun islam, akhlak,
nilai ilmu dan pendidikan serta dakwah. Kitab-kitab hadits shahih, seperti
Kutubussittah dan lain sebagainya yang menjadi standar bagi kaum muslimin dalam
mempelajari hadits Rasul. Dengan adanya catatan kaki dalam buku ini yang
dikutip dengan mengikuti sistematika/metode penulisan ilmiah, sehingga dengan
mudah dapat meneliti/merujuk pada kitab aslinya.
Dalam kaidah
hukum Islam, hadits mempunyai arti dan pengertian: “Segala perbuatan, perkataan
dan persetujuan Rasulullah SAW (af’al, aqwal dan taqrir)”. Pengertian
ini yang menjadi dasar penulis untuk melampirkan dalil-dalil dalam Al Quran
maupun dalam Hadits.
Dalam buku ini,
pengertian suatu materi langsung dijelaskan oleh hadits sehingga pembaca
dituntut untuk bisa menafsirkan maksud dari hadits yang tertera. Ditambah
dengan adanya catatan kaki membuat pembaca dapat mencari tahu lebih lanjut tentang
suatu materi yang ingin lebih mendalaminya. Di dalam buku ini terdapat sekitar
±515 hadits tentang rukun islam, rukun iman, dan akhlaqul karimah. Buku ini
merupakan seri lanjutan dari buku sebelumnya dengan judul, “Membentuk Pribadi
Muslim Berdasarkan Otentikasi ayat Al Quran”.
Judul Buku : Meniti Jalan Istiqomah
Panduan Meraih Keutamaan-keutamaannya dan
Menepis Kendala-kendalanya
Judul Asli : Al-Istiqamah; Fadhailuha wa Mu’awwiqatuha
Penulis :
Syekh Musnid al-Qathany
Alih Bahasa : Muh. Ihsan
Penata Letak : Zainal Abidin
Cetakan :
Pertama, September 2008
Penerbit :
Pustaka Al Bashirah, Jl. Antang Raya No. 48 Makassar
Buku ini
merupakan buku terjemahan ke dalam versi bahasa Indonesia yang berasal dari
buku yang ditulis oleh Syekh Musnid al-Qathany dengan judul Al-Istiqamah;
Fadhailuha wa Mu’awwiqatuha. Buku ini secara khusus menjelaskan secara singkat tentang keutamaan istiqamah
serta kendala-kendalanya. Penulis (Syekh Musnid al-Qathany) merupakan seorang
Da’i pada kementrian Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Saudi Arabia.
Diawali dengan
pembahasan makna dari istiqomah itu sendiri. Pembahasan tentang makna istiqomah
dilampiri dengan dalil-dalil dari Al Quran maupun Hadits. Kemudian dalam buku
ini disebutkan ada tiga puluh lima keutamaan-keutamaan yang disebutkan bagi
yang beristiqomah. Dilanjutkan dengan ada sepuluh penghalang-penghalang bagi
muslim yang pada realitanya sulit untuk beristiqomah.
Penulis
berpendapat bahwa buku ini hadir untuk memberikan kejelasan terhadap tema ini,
yang boleh jadi dibicarakan dan ditulis oleh sebagian orang. Namun tetap
saja, tema ini masih perlu untuk terus
disampaikan, dibincangkan, diperbaharui dan dikumpulkan bagian-bagian dan
poin-poinnya yang masih berserakan. Dan hal inilah yang mendorong penulis untuk
membahas tema ini.
Banyak muslim
yang masih binging dengan makna dari istiqomah. Memang dalam buku ini diangkat
makna tentang istiqomah. Hanya saja tidak dibahas dalam buku ini tentang
bagaimana seorang muslim berusaha untuk beristiqomah. Akan lebih lengkap lagi
apabila penulis menyertakan cara-cara untuk beristiqomah.
Judul Buku : Adab Bergaul
(Agar Dicintai Allah kemudian Dicintai Manusia)
Penulis : Fariq bin Gasim Anuz
Cetakan :
Pertama (Dzulhijjah 1424 H/ Februari 2004 M);
Kedua (Rabiuts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M);
Ketiga (Rajab 1426 H/ Agustus 2005 M)
Penerbit :
Darul Falah PO BOX 7816 JATCC 13340-Jakarta
Manusia adalah
makhluk sosial. Hal inilah yang melatarbelakangi bahwa manusia itu tidak bisa
hidup sendiri. Perlunya bersosial dengan tetangga, saudara, maupun masyarakat
sekitar. Inilah yang mendorong penulis untuk menulis buku ini sebagai rangkuman
dalam pergaulan yang tentunya bersumber dari Al Quran dan Sunnah. Dan ada
beberapa tambahan dari tafsir-tafsir para Alim Ulama’ terdahulu.
Pembahasan dalam
buku terkesan ringan dan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
pembaca akan mudah memahami dan mengaplikasikannya. Dalam buku karya dari Fariq
bin Gasim Anuz ini banyak membahas tentang bagaimana seorang muslim harus
bergaul dengan orang lain yang seiman maupun berlainan. Dengan keluarga maupun
dengan yang tidak ada hubungan darah. Dalam buku ini selain disebutkan tentang
manfaat dan mudharat dalam bergaul, juga disebutkan batasan-batasannya. Karena
segala sesuatu tidak ada yang tak terbatas.
Memasuki bab
yang kedua, hal yang dibahas dalam bab ini mengenai sikap-sikap yang disukai
dan yang tidak dissukai oleh manusia secara garis besar dan umum. Di dalam buku
ini disebutkan ada tujuh sikap-sikap yang disukai manusia. Sedangkan
sikap-sikap yang tidak disukai manusia disebutkan ada delapan kategori.
Tentunya penulis tidak menulis hal ini menurut pribadi penulis, tetapi
bersumber dari cerita para sahabat nabi maupun dari hadits-hadits Rasulullah
SAW. Pada bab-bab selanjutnya dibahas mengenai adab bergaul secara khusus,
meliputi Adab kepada Allah SWT, terhadap Rasulullah SAW, terhadap guru dan
penuntut ilmu, terhadap teman, terhadap orang kafir, dan tentang pernikahan
lain agama. Kemudian selanjutnya dibahas mengenai fatwa-fatwa adab bergaul.
Pada bab ini model pembahasannya meliputi tanya-jawab.
Saya rasa
penulis sudah cukup bagus dalam menyertakan dalil untuk menguatkan argument
sehingga pembaca menjadi lebih yakin dengan adanya dalil-dalil dari Al Quran
maupun Hadits. Dalam buku ini juga disertakan catatan kaki dan daftar pustaka
sebagai sumber rujukan bagi pembaca yang ingin lebih jauh mendalami materi.
0 komentar:
Posting Komentar